Sesungguhnya kecintaan Allah terhadap hambaNya dapat datang dengan sebab-sebab yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya.
Aku cuba untuk mentadabburi dan memutar rahsia tentang hal itu yang terdapat di dalam al Qur’an. Aku berusaha mengukur diriku terhadap ayat-ayat itu dengan harapan aku menemukan jawapannya.
Aku menemukan ayat al Qur’an yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang bertaqwa. Namun sayang, langsung batinku berkata dengan jujur, aku tidak termasuk ke dalam golongan ini.
Aku ketemu ayat yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yg sabar. Dengan penuh pengakuan tulus batinku langsung mengakui; teramat jauh diriku dari kelompok ini. Betapa aku tidak mampu bersabar dalam menghadapi segala hal.
Aku menemukan ayat yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya. Batinku langsung terkulai mengakui betapa aku lebih banyak dikalahkan oleh rasa malas dari pada bersungguh-sungguh.
Aku menemukan ayat al Qur’an yang mengatakan bahwa Allah mencintai orang yang berbuat baik. Batinku pun tersenyum getir sambil merenung penuh insaf, kebaikan apa yang sudah ku lakukan? Aku masih malu untuk tidak mengaku-ngaku termasuk kelompok orang baik.
Di saat itu aku berhenti merenung, Aku takut kalau-kalau aku tidak menemukan di dalam diriku sifat yang membuat Allah cinta kepadaku.
Kemudian aku membuka lembaran amal apa saja yang pernah aku lakukan?
Namun, telingaku menjadi merah sendiri, keringat dingin mulai bercucuran, aku berusaha langsung melupakannya.
Aku malu dengan diriku sendiri. Ternyata semuanya bercampur dengan kemalasan, kekurangan, cacat, belum lagi perbuatan yang semata-mata itu dosa dan maksiat.
Ketika aku akan mengakhiri perenunganku, tiba-tiba tangan ku membalik mushaf al Qur’an yang berada di pangkuanku.
Saat itu mataku langsung tertuju kepada potongan ayat yang berbunyi:
إن الله يحب التوابين
“…..Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat….”
(al Baqarah: 222)
Seolah-olah aku tersentak, kalau ayat itu diturunkan kepadaku saat itu, untuk menghilangkan gundah di hatiku dan menimbulkan harapan kalau Allah juga cinta kepadaku.
Air mata haru tidak dapat terbendung dari mataku. Perasaan lembut menjalar dari hulu jantung sampai keseluruh urat-urat di tubuhku. Hatiku bergumam; ternyata aku juga dicintai Allah. Aku sampai terisak menahan haru.
Aku pun mulai melantunkan kalimat istighfar:
أستغفر الله الذي لا اله الا هو الحي القيّوم وأتوب إليه
Aku minta ampun kepada Allah yang tiada tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengatur, dan aku bertaubat kepada-Nya.
Aku betul-betul berharap, meskipun aku jauh dari empat kriteria sebelumnya, jangan sampai aku juga tersingkir dari kelompok orang terakhir ini. Orang yang bertaubat atas segala dosanya.
Ya Allah, jadikan lah kami termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah kami termasuk orang yang mensucikan diri….Aamiin.